Kenangan wisuda jurusan dan filosofi batik parang



EK Cheee Cheersss
Hujan - hujan begini, banyak kenangan genangan ya?
Kenapa aroma hujan sering bikin nostalgia, tiba-tiba inget masalalu gitu, masa-masa kuliah. Enggak cuman efek hujan sih, ini juga karena tadi aku scrolling timeline instagram lalu nemuin foto jaman wisuda jurusan, yang posting foto itu si ozy, temenku semasa kuliah dulu.

Foto itu diambil di salah satu studio foto di jalan Rinjani, Gajahmungkur, Semarang. Nama studionya Bild Photospot, waktu itu kami satu kelas sepakat untuk mengabadikan moment sebelum wisuda disana karena studio ini beda dari studio foto lain yang biasanya digunakan untuk foto wisuda. Disana kami bisa dapet foto outdoor dan indoor, banyak pilihan latar belakang foto yang disediakan, bisa dapet banyak foto dengan berbagai gaya, dan harganya juga relatif terjangkau, dengan segala ke-worth it-an nya, kami akhirnya milih foto di studio ini dan gak nyesel.

foto outdor di taman

Tapi jauh sebelum kami sampai di studio foto, beberapa hari sebelumnya, banyak drama yang terjadi waktu nentuin baju apa yang nanti dipakai saat prosesi wisuda jurusan yang berlangsung di Hotel Patrajasa itu. Pertama yang berhasil kami sepakati adalah yang cowok pakai kemeja batik, dan yang cewek pake bawahan batik tapi belum nentuin akan pakai motif batik yang seperti apa tapi intinya batiknya harus kembaran gitu sekelas. Otomatis harus ada perwakilan cewek yang mengurus tetek bengek fesyen ini, dan waktu itu yang pergi langsung dan berkomunikasi dengan penjual batik adalah dua teman kami yaitu fatma dan maydina, mereka tadinya pergi ke toko yang menjual kemeja batik langsung jadi, memilih motifnya kemudian beberapa yang mereka pilih dikirim ke grup whatsap kelas untuk meminta pendapat dari temen-temen, tapi ya akhirnya ada aja beda pendapat dan wajar sih, ada yang milih motif ini, ada yang milih motif itu, ada yang idem aja, ada juga yang mempertimbangkan masalah harga. Ya begitu lah, kerempongan tersebut karena kelas kami memang sangat demokratif, segalanya harus dimusyawarahkan untuk mencapai mufakat, macem sidang undang-undang dasar.   Meskipun pada akhirnya juga yang cowok manut pilihan cewek karena kami yang paling tau masalah fesyenn kan ?!! Jadi perdebatan yang lama itu bisa dikatakan ya buang-buang waktu wkwkwk.

Akhirnya pilihan kami jatuh pada batik bermotif parang berwarna dominan putih ini, yang cowok dipesankan kemeja dengan ukuran mereka masing-masing dan yang cewek dipesankan kain saja jadi terserah mau membuat bawahan dengan model seperti apa sesuai keinginan. Setelah hingar bingar acara perayaan wisuda kami selesai, beberapa hari setelahnya aku secara tidak sengaja membaca artikel tentang motif batik di salah satu majalah bekas milik eyangku dikamar beliau. Nah salah satu yang dibahas di artikel tersebut adalah motif batik parang. Yap ! batik yang kami pakai di acara wisuda itu punya filosofis dan arti yang sangat dalam dan pas sekali dengan persahabatan kami di kelas EK C. indah sekali~

EK C dengan baju batik kompakan. Jadi kangeennn :')


Motif batik parang yang kami pakai saat itu

Jadi batik parang adalah motif batik tertua yang jaman dahulu hanya dipakai oleh raja, keturunannya  dan kesatria. Parang berasal dari kata pereng yang berarti lereng atau tebing, seperti yang tergambar pada batik ini yang terdiri dari garis-garis diagonal dari tinggi ke rendah, makna filosofinya adalah melambangkan penghormatan dan cita-cita, serta kesetiaan pada nilai yang sebenarnya.

Setiap motif pada batik parang tersusun dari pola yang membentuk S saling terkait satu sama lain saling menjalin, bentuk dasarnya diambil dari ombak samudra yang menggambarkan kesinambungan, juga menggambarkan semangat yang tidak pernah surut. Sebagai petuah untuk tidak pernah menyerah ibarat ombak laut yang tidak pernah berhenti bergerak. Selain itu juga menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus baik dalam artian upaya untuk memperbaiki diri ke arah yang lebih baik, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun dalam bentuk pertalian keluarga dan silaturahmi. Dinamika pada motif batik parang ini juga memilii arti filosofi berupa ketangkasan, kewaspadaan dan keberlanjutan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain.

Maknanya sangat pas sekali bukan? bagi kami anggota kelas EK C yang sampai saat ini pun masih dekat dan selalu menyambung tali silahturahmi meskipun sudah berpisah dan memiliki pekerjaan masing-masing. Meskipun hanya lewat video call line tiap malam minggu, meskipun hanya lewat chat grup whatsap, ngucapin selamat ulangtahun setiap ada anggotanya yang ulangtahun, dan yang paling penting adalah tetap saling mendoakan. Semoga tali persaudaraan itu tetap terjalin langgeng seperti makna batik parang yang kami pakai saat wisuda jurusan itu. :))) Hiks aku jadi kangen mereka. Terutama geng ciwi-ciwi EK C yang strong dan baqoh ini


Aku sebagai center girlgrup bengkel elektro (bajunya ga kompak sendiri)




You Might Also Like

2 komentar

  1. Nyuuwwwwww�� selain ciamikkkk motifnya.....ternyata filosofinya dalemmmm aahhh gemessss ��

    BalasHapus
  2. Ternyata filosofinya se-sweet itu, makin-makin bersyukur bisa jd bagian ek-c terlaafffku

    BalasHapus