Sunset is beautiful , isn’t it? Kadang hal yang indah pun bisa berakhir, dan saat berakhir bisakah kita melepaskannya pergi dengan senyuman? Hal hal baik dan indah yang pergi akan meninggalkan kenangan tetapi jika hal yang sebaliknya terjadi, semoga tidak menjadi penyesalan namun menjadi pelajaran yang berharga. Dalam hidup ini adakalanya kita bertemu dengan hari hari yang buruk, hari yang seolah semua yang kita lakukan adalah kesalahan, kesempatan yang tidak bertemu dengan kemampuan, maupun ketidakberuntungan yang beruntun. Di hari hari seperti itu aku selalu mengingat hal-hal yang membuat hatiku hangat dan penuh cinta
Hal hal itu diantaranya adalah
kasih sayang antara ibu dan bapakku. Bapak tidak pernah melihat segala sesuatu
dari fisik wanita tapi ia melihat dari kecerdasannya, kata bapakku ibuk juga
wanita tangguh yang berjuang demi adik adiknya, ya karena ibukku adalah anak
pertama dari 10 bersaudara dan ibukku bekerja agar adik adiknya bisa mengenyam
bangku pendidikan. ibukku juga pengatur keuangan yang sangat efektif sampai
sampai bapakku memberikan semua gajinya utuh tanpa dikurangi sepeserpun untuk
ibukku tetapi dengan bijaksananya ibukku akan menyisihkan beberapa untuk
keperluan pribadi bapak. Suatu hari dikala aku jauh dari rumah dan hanya bisa
mengetahui kabar mereka melalui layar handphone, bapakku membagikan video
mereka pergi ke air terjun, melewati hutan dan aliran sungai dan mereka
terlihat sangat bahagia. Ibuk suka pergi ke gunung dan tempat bernuansa alam dan
aku suka mendengar celotehan mereka ttg rencana liburan ke tempat yang ibuku
suka.
Bapak mendukung gaya hidup hemat
ibukku, dan menjunjung tinggi efektifitas bahan baku (sok banget dah bahasanya wkwk). Jadi di suatu pagi yang
indah bapak membuat proyek Do It Yourself mengubah lemari tua milik ibukku yang
sudah tidak bisa lagi digunakan menjadi kitchen set futuristik yang pada
akhirnya kaki kakinya timpang, tapi semua itu tidak menjadi masalah sebab masih ada bekas
pecahan keramik yang bisa dibuat ganjalan. Bapak akan tertawa melihatnya dari jauh seakan
bangga dengan hasil karyanya dan ibukku tentu saja berterimakasih meskipun
produknya masih kurang sempurna haha. Bapakku selalu begitu, memanfaatkan
barang-barang bekas untuk memudahkan segala keperluan ibuk atau sekedar membuat
ambalan atau rak rak bumbu dapur yang sesuai dengan tinggi badan ibuk supaya
beliau bisa meraihnya.
Di suatu senja yang damai bapak dan ibuk duduk di depan pintu belakang rumah membahas apa saja, seolah semuanya cukup jika mereka hanya memiliki satu sama lain. aku melihat sosok mereka yang bercengkerama itu dari kejauhan, dan dalam hati aku mengabadikan moment itu sebagai kenangan yang sangat aku hargai, suatu hari ketika dunia ini hanya menawarkan kepahitan mungkin aku akan melihat lagi moment-moment kecil itu dan kembali bersemangat menghadapi badai apapun.
0 komentar